Serunya Berenang di Danau Kaco yang Menjadi situs Warisan UNESCO
![]() |
Danau Kaco, Serunya Berenang di Danau yang Menjadi situs Warisan UNESCO |
Berdesakan dalam satu mobil yang maximal kapsitasnya hanya 8 orang, tetapi di isi dengan 10 Orang !. Kebanyang-kan bagaiman serunya naik mobil seperti itu, hahah. Itulah kenikmatan real dalam perjalanan Bacpacker seperti yang orang - orang sering bicarakan. Mungkin !.
Mumpung lagi di Kabupaten kerinci, aku yang baru saja turun dari Pendakian Gunung Kerinci mendapat tawaran dari teman - teman untuk melakukan trip bonus ke Gunung Tujuh dan Danau Kaco, Kerinci. Jambi, yang saat itu juga satu BaseCamp saat melakukan pendakian di Gunung Kerinci
Jujur saja aku sudah sangat kebingungan untuk membuat judul yang cocok dan pas untuk cerita kali ini. berulangkali- hapus buat, karena pusing gak jelas ya ginilah jadi judulnya (Danau Kaco, Serunya Berenang di Danau yang Menjadi situs Warisan UNESCO). Ya sudahlah, ini aja sudah cocok (sambil nimbruk tombol enter).
Ini berawal dari Obrolan santai bersama kopi panas dan gitar tua di Basecam Mak Jus, saat malam setelah turun Dari Gunung Tujuh, yang sebelumnya kami juga sudah mendaki Gunung Kerinci. Eh mumpung lagi di Kerinci nih gimana kalau besok kita trip bareng yuk ke Danau Kaco, Usulan dari Bang yoga. Sambil menyeruduk Kopi. Oke, jawab teman - teman yang lainnya. Dan kami sepakat untuk melakukan Trip berjamaah ke Danau kaco. Palu persetujuan di ketuk, dan Hakim sudah menjatuhkan Hukuman untuk Koruptor yang terbukti Korupsi !. Apa sih gak jelas banget.
Pagi Tiba, Base Camp Mak Jus yang berhadapan langsung dengan Gunung Kerinci menyambut semangat pagi yang menjolak dengan hawa dingin. yang cukup membuat ku semakin geram dengan tingkahnya yang selalu seperti itu "MANTAN'. 😬!!
![]() |
senyum pagi si mbah-mbah gunung |
Bang Jarkin sudah memanaskan mesin Mobil kijang-nya yang akan membawa kami menuju Danau Kaco. Sementara yang lain sudah mau bersiap untuk berangkat dengan secangkir Kopi panas yang menjadi amunisi pagi.
Mobil Kijang Biru sudah siap, Bang Jarkin sudah stay di bangku sopir. Satu persatu dari kami antrian masuk kedalam mobil dengan nomor antrian yang sudah di genggam. Krik, antrian sembako kah ?. Mobil Kijang yang Maksimalnya bermuatan 8 Orang harus rela di Muat 10 orang dengan berat kuranglebih 50Kg keatas, sudah di potong Dosa.!.
Mobil bejalan, Kami berdesakan smabil mengobrol riang dengan kepala yang hampir betumpukan bersama barang perlengkapan. Entah apa yang sedang di Bicarakan sampai-sampai kami tak sadarkan diri hingga kritis, dan tiba di Desa Lempur.
46 menit kurang lebih berdesakan di dalam Mobil dan kami tiba di Desa Lempur, kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci. Jambi Indonesia. Mobil berhenti di kami keluar berhamburan dengan sedikit sesak seperti melihat gebetan yang sedang jalan dengan orang lain. Tragis !.
Baca Juga Dong : Jembatan Ampera, Senja dan Kenangan di Palembang
Desa Lempur adalah Desa terakhir untuk memulai Tracking ke Danau Kaco. Dan juga sebagai titik awal perjalanan meunju Danau Kaco. Kami berdiri melingkar, bukan lingkaran setan dengan segelas armer ya. Kami membentuk lingkaran untuk Berdo'a sejenak agar selalu dalam lindungan yang maha kuasa saat di perjalanan nantinya. Amiinn
Tracking dimulai perjalanan dari desa Lempur menuju Danau Kaco, kurang lebih akan menghabiskan 1 jam 30 menit. Dan itu juga tergantung dengan jenis perjalanan masing - masing pengunjung, jika lambat berjalan seperti gerry, mungkin bisa sampai 1 bulan perjalanan. Wkwkw.
Sepanjang perjalanan menuju Danau Kaco ini juga terdapat tiga Shelter ( tempat duduk istirahat, makan, dan Sholat). Perjalanan Kami sama sekali tidak terasa, karena lupa memberi garam pada jalan, dan itu jadi Hambar. Huft. Selalu ada Lawakan dan keisengan dari tim jalan berjamaah ini yang membuat perjalanan ini seru.
Setelah melewati Shelter kedua perjalanan kami harus menemui rintangan lumpur dan sungai, ya meskipun tidak terlalu berat sih, karena kami tidak membawa begitu banyak beban. Setelah menyeberangi sungai, dan kami Tiba di Danau Kaco yang indah, hmm sangat cantik lah pokoknya.
Dari Atas terlihat seperti Cermin besar yang berbentuk lingkaran, Dengan Warnanya yang biru membuat terpelongo. jangan terlalu lama terpelongonya, banyak nyamuk nanti masuk mulut gurauan kak tika. Huft. Dah gak usah di banyangi bener, nanti kebawa mimpi. Mending Langsung aja ke lokasi Danau Kaco ini. Biar bisa terpelongo Juga. Wkwk.
Coba Tebak deh apa yang pertama kami lakukan saat sampai di bibir Danau Kaco. Bukan Bibir si doi ya, tapi Bibir Danau Kaco yang ada di Jambi ini.
![]() |
tulisan ini sudah di bawa ke dua tempat wisata kerinci |
![]() |
Danau Kaco Jambi |
Ikan yang ada di Danau Kaco ini juga sangat menarik, unik, dan jinak-jinak merpati, hmmp merpati ?. Ikan Dewa, itulah sebutan Ikan yang hanya ada di Danau Kaco ini, konon ikan dewa ini tidak akan ada di tempat lain, terutama di jalan tol jakarta, ataupun di tempat terkemuka lainnya seperti menara Eifel di Perancis. !.
Setelah Riang tak terkira berenang di Danau kaco, perut mulai keroncongan mengingat harri juga sudah masuk tengah hari. Kami memutuskan untuk masak dan makan terlebih dahulu. Makan di tengah Hutan dengan View Danau yang indah ini akan menambah semangat dan Nafsu makan yang tinggi, berhubung juga sangat lapar. Dah gak usah terlalu di bayangin bagaimana nikmatnya makan di pinggir Danau Kaco Ini.
Danau kaco ini juga di tetapkan sebagai situs warisan UNESCO, hmp Indonesia yang memiliki Keindahan yang Luarbiasa cantik, dan itulah cerita tentang Danau Kaco, Serunya Berenang di Danau yang menjadi Situs Warisan UNESCO.
Selain itu Danau Kaco ini Juga memiliki Legenda/Cerita rakyat yang menceritakan tentang seorang Putri Cantik yang menjadi idaman, dan konon ikan Dewa yang ad di Danau Kaco ini adalah jelmaan dari Orang - orang yang medambakan sang putri yang cantik
Menurut cerita juga ikan di Danau Kaco ini tidak boleh di tangkap apalagi sampai berani memakannya. Dulu ada, Cerita Orang hilang di Danau Kaco ini juga berawal dari mereka memakan Ikan Dewa di Danau Kaco ini.
ya apapun Ceritanya kita sebagai pengunjung harus bisa menghargai semua cerita itu, bukankah setiap destinasi atau daerah memiliki cerita yang melegenda. Ikuti aturannya itu, dan itu juga adalah cara agar tidak terjadi apa-apa saat berkunjung ke suatu daerah.